Jumat, 18 Januari 2008

CINTA KEPADA ALLAH

Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda - tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. Semoga shalawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya.
Tidak kurang 30 ungkapan tentang cinta disampaikan oleh Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, dalam bukunya Madarijus Salikin, antara lain :
§ Orang yang mencintai lupa bagiannya karena sang kekasih dan dia lupa kebutuhan dirinya.
§ Yang disebut cinta ialah seluruh apa yang ada pada dirimu disibukan oleh kekasih.
§ Cinta adalah perjalanan hati menuju sang kekasih dan lisan menyebut namanya. Tidak dapat diragukan lagi bahwa siapa yang mencintai sesuatu tentu dia akan menyebutnya.
Ungkapan tersebut pantas untuk kita renungkan seberapa besar cinta kepada Allah. Sebagai tolok ukur berapa besar cinta kepada Allah, kita pedomani firman Nya Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (Qs Ali Imran : 165). Menafsiri ayat tersebut Ibnu Qoyyim Al Jauziyah menerangkan, “ Allah mengabarkan bahwa siapa yang mencintai sesuatu apapun sebagaimana dia mencintai Allah, maka dia termasuk orang yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan, bahkan menjadikan menjadi sesembahan. Maka Ini termasuk syirik yang tidak diampuni Allah.
Jika dia menyatakan sebagai orang beriman maka mereka sangat cinta kepada Allah. Orang-orang beriman lebih cinta kepada Allah, daripada orang musyrik terhadap tandingan selain Allah. Sebab cinta orang mukmin adalah cinta yang murni dan tulus, sementara cinta orang musyrik bisa lenyap dengan lenyapnya sesembahan tandingan.
Banyak firman Allah Swt berkaitan dengan cinta, tetapi bila manusia berbicara tentang cinta ibarat lautan kehidupan yang tidak bertepi dengan cinta dia berjuang un-tuk hidup dan dengan cinta bersedia untuk mati. Allah Swt menyeru kepada para pecinta, Katakanlah, “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mencintai kalian (Ali Imran 31). Ini disebut ayat cinta, berisi buah dan manfaatnya. Tanda cinta umat kepada Allah adalah mengikuti Rasul. Siapa yang tidak mengikuti Rasul, berarti tidak akan memetik buah cinta. Di dalam Ash Shahih dari Anas bin Malik r.a, dia berkata, “ Rasulullah Saw bersabda, “Tiga perkara, siapa yang apabila tiga perkara ini ada padanya, maka dia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu : (1) Hendaklah Allah dan Rasulnya lebih dia cintai daripada (cintanya kepada) selain keduanya. (2) dia mencintai seseorang dan tidak mencintainya melainkan ka-rena Allah, dan (3) dia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia benci dilemparkan keneraka.
Al Qur’an dan As Sunnah banyak ditebari pengabaran tentang orang-orang yang dicintai Allah, yaitu kalangan hamba-hambanya yang beriman, yang diikuti dengan pengabaran hal-hal yang dicintai Nya, berupa amal, perkataan dan akhlak mereka. Disana juga disebutkan hal-hal kebalikan (larangan-larangan) yang dibenci Allah, ber-ikut ancaman yang akan dirasakan.
Begitu pentingnya masalah cinta, sehingga andaikata masalah cinta ini gugur, maka gugur pula seluruh iman dan kebaikan, karena cinta merupakan ruh semua kedu-dukan dan amal. Jika kedudukan atau amal tidak ada cinta, maka seperti jasad mati yang tidak memilki ruh. Penisbatan cinta kepada amal seperti penisbatan ikhlas dengan amal. Bahkan cinta ini merupakan hakikat ikhlas. Siapa yang tidak memiliki cinta kepada Allah, maka dianggap tidak berserah kepadaNya
Derajat cinta
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah membagi 3 derajat manusia tentang cinta.
1. Cinta yang memotong bisikan-bisikan, yang membuat pengabdian terasa nikmat. Dia tidak pernah merasa penat karena pengabdiannya itu. Orang yang mencintai juga lupa ter-hadap musibah yang menimpanya karena dia sudah mendapatkan kenikmatan cinta. Bahkan karena kekuatan cinta ini, dia tetap merasakan kenikmatan sekalipun musibah yang datang dari kekasihnya amat banyak.
2. Cinta yang mendorong untuk mementingkan Allah daripada selain Nya, menggerakan lisan untuk menyebut namaNya, menggantungkan hati kepada kesaksian Nya. Derajat ini lebih tinggi dari dari derajat pertama, karena pertimbangan sebab dan tujuannya Artinya (1) cinta harus dikukuhkan (2) Mengetahui sifat-sifatnya (3) Tidak menyimpang dri nash Nya (4) Tidak membuat penyerupaan dengan Nya.
3. Cinta pada derajat ketiga ini merupakan poros orang-orang yang berjalan kepada Allah, karena cinta ini bersih dari noda, kotoran dan cacat. Sedangkan selainnya adalah orang yang mengharapkan sesuatu dari kekasihnya Cinta ini disifati lisan, yang diseru akhlak dan diserukan akal. Sebab akal, fitrah, syariat dan pandangan semuanya mengajak untuk mencintai Allah.
Menumbuhkan cinta.
Banyak cara untuk menumbuhkan cinta kepada Allah, antara lain :
1. Kepasrahan hati secara total dihadapan Allah.
2. Membaca Al Qur’an dengan mendalami dan makna-maknanya.
3. Bersama Allah pada saat Dia turun ke langit dunia, bermunajat kepadaNya, menghadap dengan segenap hati, memperhatikan adab-adab ubudiyah di hadapanNya, kemudian menutup dengan istighfar dan tobat.
4. Taqarub kepada Allah dengan mengerjakan shalat-shalat nafilah setelah shalat fardhu, karena yang demikian itu dapat menghantarkan seseorang hamba ke derajat orang yang dicintai setelah dia memiliki cinta.
5. Senatiasa mengingat dan menyebut asmaNya dalam keadaan bagaimanapun, baik dengan lisan dan hati, saat beramal dan di setiap keadaan. Cinta yang didapatkan tergantung dari dzikirnya ini.
6. Berkumpul bersama orang-orang yang juga mencintai Nya secara tulus, memetik buah-buah segar dari perkataan mereka, sebagaimana memetik buah yang segar dari pohon. Tidak berkata kecuali jika yakin perkataannya mendatangkan mashalat, menambah baik keadaanmu dan memberi manfaat bagi orang lain.
Wallahu ‘alamu bishowab

Tidak ada komentar: