Senin, 31 Maret 2008

सिफत लेमः लेमः LEMBUT

Saudaraku kaum Muslimin. Kini disekitar kita kekerasan terus terjadi, karena semua orang merasa benar. Kebenaran adalah pakaian kita sehari-hari tetapi menyampaikan kebenaran harus ada caranya. Rasulullah Saw adalah orang paling lembut dalam menyampaikan amanah dan kepada beliau satu-satunya teladan yang terbaik bagi kita . Untuk itu mari kita membahas tentang lemah lembut dalam tuntunan agama . Dari mari kita terlebih dahulu menyampaikan puji kepada Allah Swt
Segala puji bagi Allah sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara Semoga shalawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya.
Kelemah lembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidup-nya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah ta’ala dan rasulNya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemah lembutan, ia akan mulia di sisi Allah ta’ala dan makhluk-makhluknya. Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidak pernah terpisahkan dari problema hi-dup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia gagal untuk menyelesaikan problemanya.
Demikian agungnya akhlak ini sehingga rasullah memuji sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya : “Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)”. (HR. Muslim)
Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain. Padahal Rasulullah Saw sudah mengingatkan dari sifat marah yang tidak pada tempatnya, sebagaimana beliau bersabda kepada seorang sahabat yang meminta nasehat : “ Janganlah kamu marah.” Dan beliau mengulanginya berkali-kali dengan bersabda : “Janganlah kamu marah”. (HR. Bukhari). Dari hadits ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga Rasulullah Saw mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah. Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh hawa nafsu yang memancing pelakunya bersikap melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca, dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, yang mana sikap ini menjauhkannya dati kelemahlembutan.
Didalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda : “ Bukanlah dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat dalam menahan dirinya dari marah”. (Muttafaqqun′alahi). Ulama telah menjelaskan berbagai cara menyembuhkan penyakit marah yang tercelah yang ada pada seorang hamba, yaitu:
1. Berdoa kepada Allah, yang membimbing dan menunjuki hamba-hambaNya ke jalan yang lurus dan menghilangkan sifat-sifat jelek dan hina dari diri manusia. Allah ta’alah berfirman : “ Berdoalah kalian kepadaku niscaya akan aku kabulkan.” (Ghafir: 60) 2. Terus-menerus berdzikir pada Allah seperti membaca Al-Quran, bertasbih, bertahlil, dan istigfar, karena Allah telah menjelaskan bahwa hati manusia akan tenang dan tenteram dengan mengingat Allah. Allah berfirman : “Ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” ( Ar-Ra′d : 28)3. Mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan marah dan balasan bagi orang-orang yang mampu manahan amarahnya sebagaimana sabda nabi shalallahu ‘alaihi wasallam : “ Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk melampiaskannya, (kelak di hari kiamat) Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluq-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba tersebut sesuai dengan kemaunnya “ (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat shahihul jami′ No. 6398). 4. Merubah posisi ketika marah, seperti jika ia marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, dan jikalau ia sedang duduk maka hendaklah ia berbaring, sebagaimana sabda rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : “ Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan ia dalam posisi berdiri, maka hendaklah ia duduk. Kalau telah reda/hilang marahnya (maka cukup dengan duduk saja), dan jika belum hendaklah ia berbaring.” (Al-Misykat 5114)
5. Berlindung dari setan dan menghindar dari sebab-sebab yang akan membangkitkan kemarahannya. Demikianlah jalan keluar untuk selamat dari marah yang tercela. Dan betapa indahnya perilaku seorang muslim jika dihiasi dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, karena tidaklah kelemahlembutan berada pada suatu perkara melainkan akan membuatnya indah. Sebaliknya bila kebengisan dan kemarahan ada pada suatu urusan niscaya akan menjelekkannya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “ Tidaklah kelemahlembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah, dan tidaklah kelembutan itu dicabut kecuali akan menjadikannya jelek.” (HR. Muslim).

Selasa, 04 Maret 2008

YUK, SHALAT SUBUH BERJAMA’AH

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah. Jika anda kebetulan membuka internet dan nyasar masuk ke blog ini kemudian membacanya. Tidak ada kata lain ucapan Alhamdulillah. Ini adalah suatu kurnia Allah kita bertemu dalam bentuk yang lain, tidak dalam bentuk fisik tetapi pertemuan dalam dunia maya. Jika anda tadi pagi tidak shalat subuh atau shalat Subuh di rumah atau shalat Subuh tetapi sudah siang. Maka tulisan ini memang untuk anda. Tetapi seandainya jika anda shalat Subuh di Masjid dapat pula shalat sunat fajar tidak apa anda teruskan membaca tulisan ini, karena paling tidak akan lebih meyakinkan anda bahwa anda benar-benar orang beruntung. Sebelum anda melanjutkan membaca tulisan singkat ini pada tempatnya kita ucapkan “Segala puji bagi Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat seluruh isi alam ini, dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Semoga Shalawat dan salam dicurahkan kepada nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya.
Allah Swt berfirman tentang shalat Subuh : “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Qs Al Israa’ : 78). Karena begitu pentingnya shalat Subuh Rasulullah Saw apabila meragukan keimanan seseorang beliau akan menelitinya pada saat shalat Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi shalat Subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati. Diceritakan Umar bin Ka’ab ra berkata, Rasulullah Saw pernah shalat Subuh, kemudian berkata, “Apakah kalian menyaksikan si Fulan shalat? Mereka menjawab, Tidak. Beliau berkata lagi si Fulan? Mereka menjawab, Tidak. Maka beliau berkata : “ Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak (HR Ahmad & An Nasai).
Tentunya, jika ada orang yang menyebut anda termasuk golongan munafik sudah pasti anda tidak akan terima dan mungkin anda akan marah. Seandainya saya tahu anda shalat di rumah atau tidak shalat tadi pagi saya pun tidak berani untuk mengatakan anda munafik. Karena munafik atau tidak, adalah urusan tiap individu dengan Tuhannya. Tidak ada manusia manapun di dunia ini memiliki wewenang untuk menghukumi orang dengan sebutan ini munafik. Allah Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. Saya sama sekali tidak bermaksud menambah beban hidup anda, atau membebani anda dengan sesuatu yang tidak mampu dikerjakan. Demi Allah, saya hanya berbicara tentang hakikat syari’at. Tetapi ada baiknya juga pada kesempatan ini saya mengajak anda untuk shalat Subuh berjama’ah ke masjid. Jika anda di depan saya maka saya katakan “ Yuk, kita shalat Subuh berjamaa’ah ke Masjid.” Mengapa ajakan ini begitu penting di dalam kehidupan kita sebagai umat Islam. Inilah jawabannya.
Shalat Subuh merupakan salah satu ujian yang berat kaum muslimin. Saya yakin anda telah sering melakukan shalat Subuh berjama’ah di masjid, apalagi pada bulan Ramadhan anda terus menerus melakukan shalat Subuh berjama’ah di masjid. Kini jika anda lalai melaksanakannya itu berarti anda sedang diuji oleh Allah. Nilai tertinggi dalam ujian ini, bagi seorang laki laki adalah shalat Subuh secara berjamaah di masjid. Sedangkan bagi perempuan, shalat Subuh tepat waktunya dirumah. Manusia dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala shalat tidak tepat waktu. Tentang ujian kepada hambanya Allah Swt berfirman : “Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Qs Al Mulk : 2).
Ujian merupakan bagiab penting dalam , seorang mukmin harus lulus dalam semua ujian itu untuk membuktikan kebenaran imannya, dan untuk menyelaraskan antara hati, lisan dan amalannya.
Keutamaan shalat Subuh
Dalam kolom yang sedikit ini disampaikan beberapa keutamaan shalat Subuh berjamaah antara lain :
· Malaksanakan shalat Subuh akan mendapat pahala tanpa batas. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Muslim dari Ustman bin Affan ra berkata, Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang shalat Isya berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah (atau dengan shalat Isya, seperti yang tertera dalam hadits Abu Dawud dan Tirmizi) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh. Dengan karunia Nya, Allah Swt memberi pahala yang besar jika kita melaksanakan shalat Subuh dan Isya’ berjamaah. Dan kita mengetahui bahwa pahala shalat malam sangat besar dan agung. Tapi pahala shalat Subuh berjamaah jauh lebih mulia, sehingga. Sahabat Umar ra berkata “ Sungguh, ikut serta dalam shalat Subuh berjamaah itu lebih baik bagi saya dari pada shalat malam.”
· Disetiap malam terdapat saat-saat terkabulnya doa. Kesempatan ini hanya didapati orang-orang yang bangun sebelum Subuh, Perhatikan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra Rasulullah Saw bersabda : Allah akan turun ke langit bumi setiap malam, ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berkata, ‘mana hambaKu yang berdoa, untuk Aku kabulkan (doanya)? Mana hamba-Ku yang meminta kepada-KU untuk Aku penuhi (permintaannya)? Mana hamba-KU yang beristighfar, untuk Aku ampuni (dosanya) (HR Bukhari & Muslim)
· Orang yang melakukan shalat Subuh akan berada di dalam lindungan Allah. Diriwayatkan dari Jundab bin Syufyan ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janjiNya. Barangsiapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntut-nya, sehingga ia akan membenamkan mukanya kedalam neraka (HR Muslim, lafal riwayat Ibnu Majah)
Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Kini bagaimana rasa anda, jika anda memperbandingkan jumlah jama’ah shalat Subuh dan shalat Jum’at. Tentu menyedihkan, untuk anda ketahui bahwa di masjid ini tadi pagi jumlah jama’ahnya sedikit sekali mungkin sepuluh atau belasan. Tadi pagi anda berada dimana? Jika anda merasa prhatin dengan jumlah jama’ah Subuh maka sekali lagi saya katakan ““ Yuk, kita shalat Subuh berjamaa’ah ke Masjid.”
Kini kita tidak perlu lagi berkomentar tentang keutamaan shalat Subuh berjama’ah. Banyak sekali tuntunan yang menguraikan tentang keutamaan shalat Subuh, bahkan penceramah dimana-mana tidak bosan-bosannya terus memberi kabar tentang ini. Tetapi kini yang penting bagaimana melangkahkan kaki ke masjid pada waktu Subuh.
Wallahu ‘alam bi shawwab
JIKA ANDA MEMBUTUHKAN BAHAN KULTUM, KUNJUNG KAMI DI http://marwan-kultum.blogspot.com

YUK, SHALAT SUBUH BERJAMA’AH

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah. Jika anda kebetulan membuka internet dan nyasar masuk ke blog ini kemudian membacanya. Tidak ada kata lain ucapan Alhamdulillah. Ini adalah suatu kurnia Allah kita bertemu dalam bentuk yang lain, tidak dalam bentuk fisik tetapi pertemuan dalam dunia maya. Jika anda tadi pagi tidak shalat subuh atau shalat Subuh di rumah atau shalat Subuh tetapi sudah siang. Maka tulisan ini memang untuk anda. Tetapi seandainya jika anda shalat Subuh di Masjid dapat pula shalat sunat fajar tidak apa anda teruskan membaca tulisan ini, karena paling tidak akan lebih meyakinkan anda bahwa anda benar-benar orang beruntung. Sebelum anda melanjutkan membaca tulisan singkat ini pada tempatnya kita ucapkan “Segala puji bagi Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat seluruh isi alam ini, dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Semoga Shalawat dan salam dicurahkan kepada nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya.
Allah Swt berfirman tentang shalat Subuh : “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Qs Al Israa’ : 78). Karena begitu pentingnya shalat Subuh Rasulullah Saw apabila meragukan keimanan seseorang beliau akan menelitinya pada saat shalat Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi shalat Subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati. Diceritakan Umar bin Ka’ab ra berkata, Rasulullah Saw pernah shalat Subuh, kemudian berkata, “Apakah kalian menyaksikan si Fulan shalat? Mereka menjawab, Tidak. Beliau berkata lagi si Fulan? Mereka menjawab, Tidak. Maka beliau berkata : “ Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak (HR Ahmad & An Nasai).
Tentunya, jika ada orang yang menyebut anda termasuk golongan munafik sudah pasti anda tidak akan terima dan mungkin anda akan marah. Seandainya saya tahu anda shalat di rumah atau tidak shalat tadi pagi saya pun tidak berani untuk mengatakan anda munafik. Karena munafik atau tidak, adalah urusan tiap individu dengan Tuhannya. Tidak ada manusia manapun di dunia ini memiliki wewenang untuk menghukumi orang dengan sebutan ini munafik. Allah Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. Saya sama sekali tidak bermaksud menambah beban hidup anda, atau membebani anda dengan sesuatu yang tidak mampu dikerjakan. Demi Allah, saya hanya berbicara tentang hakikat syari’at. Tetapi ada baiknya juga pada kesempatan ini saya mengajak anda untuk shalat Subuh berjama’ah ke masjid. Jika anda di depan saya maka saya katakan “ Yuk, kita shalat Subuh berjamaa’ah ke Masjid.” Mengapa ajakan ini begitu penting di dalam kehidupan kita sebagai umat Islam. Inilah jawabannya.
Shalat Subuh merupakan salah satu ujian yang berat kaum muslimin. Saya yakin anda telah sering melakukan shalat Subuh berjama’ah di masjid, apalagi pada bulan Ramadhan anda terus menerus melakukan shalat Subuh berjama’ah di masjid. Kini jika anda lalai melaksanakannya itu berarti anda sedang diuji oleh Allah. Nilai tertinggi dalam ujian ini, bagi seorang laki laki adalah shalat Subuh secara berjamaah di masjid. Sedangkan bagi perempuan, shalat Subuh tepat waktunya dirumah. Manusia dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala shalat tidak tepat waktu. Tentang ujian kepada hambanya Allah Swt berfirman : “Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Qs Al Mulk : 2).
Ujian merupakan bagiab penting dalam , seorang mukmin harus lulus dalam semua ujian itu untuk membuktikan kebenaran imannya, dan untuk menyelaraskan antara hati, lisan dan amalannya.
Keutamaan shalat Subuh
Dalam kolom yang sedikit ini disampaikan beberapa keutamaan shalat Subuh berjamaah antara lain :
· Malaksanakan shalat Subuh akan mendapat pahala tanpa batas. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Muslim dari Ustman bin Affan ra berkata, Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang shalat Isya berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah (atau dengan shalat Isya, seperti yang tertera dalam hadits Abu Dawud dan Tirmizi) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh. Dengan karunia Nya, Allah Swt memberi pahala yang besar jika kita melaksanakan shalat Subuh dan Isya’ berjamaah. Dan kita mengetahui bahwa pahala shalat malam sangat besar dan agung. Tapi pahala shalat Subuh berjamaah jauh lebih mulia, sehingga. Sahabat Umar ra berkata “ Sungguh, ikut serta dalam shalat Subuh berjamaah itu lebih baik bagi saya dari pada shalat malam.”
· Disetiap malam terdapat saat-saat terkabulnya doa. Kesempatan ini hanya didapati orang-orang yang bangun sebelum Subuh, Perhatikan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra Rasulullah Saw bersabda : Allah akan turun ke langit bumi setiap malam, ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berkata, ‘mana hambaKu yang berdoa, untuk Aku kabulkan (doanya)? Mana hamba-Ku yang meminta kepada-KU untuk Aku penuhi (permintaannya)? Mana hamba-KU yang beristighfar, untuk Aku ampuni (dosanya) (HR Bukhari & Muslim)
· Orang yang melakukan shalat Subuh akan berada di dalam lindungan Allah. Diriwayatkan dari Jundab bin Syufyan ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janjiNya. Barangsiapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntut-nya, sehingga ia akan membenamkan mukanya kedalam neraka (HR Muslim, lafal riwayat Ibnu Majah)
Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Kini bagaimana rasa anda, jika anda memperbandingkan jumlah jama’ah shalat Subuh dan shalat Jum’at. Tentu menyedihkan, untuk anda ketahui bahwa di masjid ini tadi pagi jumlah jama’ahnya sedikit sekali mungkin sepuluh atau belasan. Tadi pagi anda berada dimana? Jika anda merasa prhatin dengan jumlah jama’ah Subuh maka sekali lagi saya katakan ““ Yuk, kita shalat Subuh berjamaa’ah ke Masjid.”
Kini kita tidak perlu lagi berkomentar tentang keutamaan shalat Subuh berjama’ah. Banyak sekali tuntunan yang menguraikan tentang keutamaan shalat Subuh, bahkan penceramah dimana-mana tidak bosan-bosannya terus memberi kabar tentang ini. Tetapi kini yang penting bagaimana melangkahkan kaki ke masjid pada waktu Subuh.
Wallahu ‘alam bi shawwab
JIKA ANDA MEMBUTUHKAN BAHAN KULTUM, KUNJUNG KAMI DI http://marwan-kultum.blogspot.com

Minggu, 10 Februari 2008

LIMA UJIAN KEIMANAN

Saudaraku kamu Muslimin!
Setiap hari kita sering mendengar orang mengatakan “SAYA TELAH BERIMAN”, dan saya mempunyai keyakinan andapun pernah mengucapkannya. Tetapi persoalannya akan lain bila pernyataan yang diucapkan tidak sesuai dengan ciri orang beriman. Karena iman bukan sekedar kata tetapi dilanjutkan dengan tindakan nyata sesuai dengan ciri orang beriman. Oleh karena itu harus disadari bahwa pernyataan keimanan bukanlah masa sederhana karena ia pasti mendapat ujian. Kali ini “kuliah tujuh menit bagi orang awam” akan membahas “ LIMA UJIAN KEIMANAN” tidak apa kita membahas secara ringkas yang penting “biar sedikit asal faham”
Pada tempatnya kita memulai dengan ucapan “Segala puji bagi Allah yang Maha mengetahui dan Maha Melihat hamba–hambaNya. Maha Suci Allah yang telah menjadikan di langit bintang-bintang, dan menjadikan pula padanya matahari dan bulan yang bersinar. Ya, Allah curahkanlah rahmat kepada nabi pembawa rahmat, hidayah dan nikmat yang melimpah. Lisannya jujur dalam menyampaikan wahyu dengan ungkapan yang paling indah. Telinganya adalah kebaikan yang menerima wahyu, lalu menyusunnya dengan isyarat yang amat lembut dan curahkan juga rahmat kepada keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya.
Berkenaan dengan ujian bagi orang beriman, Allah swt berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, (Qs Al Ankabuut : 2-3) Dengan pernyataan ini jelas bagi kita setiap orang yang menyatakan beriman pasti akan diuji. Ujian ini dalam berbagai bentuk, dan Allah Maha bijaksana memberikan ujian selaras dengan tingkat keimanan hambanya. Makin tinggi tinggi tingkat keimanan seseorang maka makin tinggi pula ujian yang akan diberikan Allah. Yang paling berat mendapat ujian dalah para nabi, Dalam sebuah hadits dijelaskan,” Manusia yang paling berat cobaannya ialah para nabi, kemudian orang-orang sholeh kemudian manusia dibawahnya, lalu yang dibawahnya. Seseorang menerima cobaan selaras dengan agamanya. Jika agamanya kuat, maka ditambahkan cobaan untuknya.”
Ujian bagi orang beriman sepanjang masa dan berlaku umum adan 5 hal yang pasti ada disekitar kita bahkan kita sendiri pernah mengalaminya. Rasulullah saw pernah menjelaskan: “Orang beriman berada pada lima hambatan:
1. Orang beriman yang mendengkinya,
2. Orang munafiq yang membencinya,
3. Orang kafir yang memeranginya,
4. Setan yang menyesatkannya, dan
5. Hawa nafsu yang memeranginya.” (HR. Abu Bakar bin La’al dari Anas ra).
Hadits ini menunjukan rintangan yang bakal dihadapi bila kita menyatakan telah beriman. Apabila ia berhasil dalam melewati rintangan-rintangan tersebut selamatlah ia di dunia dan akhirat. Sebaliknya apabila gagal dalam menaklukan ujian tersebut maka suramlah masa depannya baik di dunia apalagi di akhirat.
Mari kita uraikan satu persatu bentuk ujian diatas :
1. Orang beriman tapi pendengki. Rasa dengki merupakan sebuah penyakit yang dapat menjangkiti anak keturunan Adam. Baik ia orang yang beriman, apalagi orang munafiq dan kafir. Orang beriman dapat terserang penyakit dengki terhadap mukmin lainnya, biasanya dipicu oleh masalah duniawai yang sebenarnya sepele. Seperti popularitas, harga diri, kedudukan dan masalah lain yang hanya membuat hati menjadi kotor. Dalam hal ini Nabi saw bersabda: “Dua ekor serigala yang lapar dilepas di kandang kambing tidak berakibat fatal, manakala di bandingkan dengan kerakusan terhadap harta dan dengki dalam diri seorang muslim. Sesungguhnya dengki benar-benar menelan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar.” (HR. Tirmidzi). Rasa dengki memang dapat muncul dalam diri meskipin dia menyatakan orang beriman. Namun, selama ia bisa mengingat kemudian ia luruskan hati tersebut, maka tidaklah akan menimbulkan mudharat bagi orang lain. Jika ia berlarut-larut memelihara perasaan negatip di dadanya, kemudian timbul rencana yang keji untuk menjatuhkan saudara mukmin yang di benci Kemudian ia membuat gambaran negatif, memfitnah, ghibah, menghalangi geraknya, dan mencaci maki. Semua itu akan berujung pada hilangnya sikap toleransi, gotong royong dan cinta terhadap sesama. Maka Nabi Muhammad saw mewanti-wanti pada umatnya: “Cukuplah kejahatan manakala seorang menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim lainnya wajib memelihara darah, kehormatan, dan hartanya.”(Hr Bukhari & Muslim)
2. Orang munafik yang membencinya. Ini merupakan sunnatullah bahwa orang munafik akan senantiasa mengobarkan kebencian kepada orang yang tidak sepaham dengannya, dan mereka yang konsisten dengan ajaran agamanya. Orang yang memiliki sifat seperti ini akan selalu mengadu domba saudara muslim, hanya untuk meninggikan atau mengais keharuman di atas penderitaan orang lain. Kita dapat melihat usaha-usaha orang munafik dalam melakukan makar dan menyebarkan fitnah kepada Aisyah ra, dikalangan kaum muslimin. Semua itu bertujuan untuk menjatuhkan martabat dan merusak nama baik Rasulullah saw. Di akhir peristiwa, Allah sendiri yang menjelaskan kedustaan orang munafiq dan menerangkan bahaya makar yang dibuat oleh orang munafiq. Allah swt berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (An-Nuur: 19). Sekarang aksi mereka lebih beragam, dalam rangka memukul mundur orang beriman. Maka Nabi saw sekali-kali tidak pernah memberikan amanah kepada orang munafiq, bila hal itu berhubungan dengan hajat hidup kaum muslimin. Petunjuk diberikan Rasulullah Saw untuk mengidentifikasi apakah seseorang termasuk orang yang munafik atau tidak : “Empat perkara manakala seseorang memilikinya berati munafiq murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satunya, berati memiliki ciri-ciri munafiq sampai dia melepaskannya. Empat per-kara itu; (1) apabila berkata dusta, (2) apabila berjanji ingkar, (3) apabila mengadakan perjanjian melanggar dan (4) apabila berbantah melampaui batas.” (HR. Ahmad).
3. Orang kafir yang memerangi. Orang kafir adalah mereka yang di luar Islam, sebagian besar mereka senantiasa membenci dan memerangi orang beriman. Mereka menciptakan kesan yang jelek pada Islam, sebagaiman pemuatan karikatur Nabi Muhammad saw yang berisi penghinaan dan penistaan terhadap Nabi Muhammad saw. Ini adalah sebuah bentuk kesengajaan, untuk memancing kemarahan dan menyakiti hati kaum muslimin. Bagaimana peperangan yang mereka gelar melalui perang budaya dan pemikiran (Ghazul fiker) sampai perang ekonomi dan militer (invasi). Sejarah telah mencatat ba-gaimana bentuk peperangan mereka, mulai dari masa Rasulullah saw, masa perang salib, masa Daulah Usmani (pemerintahan Islam terakhir) di Turki bahkan sampai sekarang. Kasus-kasus penghancuran sebuah pemerintahan Islam terakhir di Turki, penyerobotan tanah air bangsa Palestina, invasi ke Irak, penyerangan ke Afghanistan, Bosnia, Khasmir, Cechnya, kasus Maluku, Poso, semua adalah wujud permusuhan orang kafir terhadap orang muslim.
4. Godaan Syaitan Menyesatkan. Kita ketahui bersama bahwa syaitan adalah musuh utama yang telah menyatakan gencatan senjata pertama kali di syurga. Namun sangat disayangkan banyak dari kaum muslimin malah menjadikan syaithan menjadi patner hidup dengan meminta bantuan lewat jasa dukun, tukang ramal dll. Mereka lupa atau menutup diri dari sebuah firman Allah yang menggambarkan bentuk permusuhan mereka (Iblis): “Iblis menjawab, “Beri tangguh saya sampai waktu dibangkitkan”. Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh”. Iblis menjawab, Karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (meng-halang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al-A’raaf: 14-16). Seorang alim berkata: Jalan Syaithan menyelinap kedalam hati manusia melalui sikap marah, keinginan (angan-angan), tergesa-gesa, dengki, bakhil, sombong, dan buruk sangka. Maka hendaknya orang beriman mewaspadainya.
5. Hawa Nafsu yang selalu memerangi. Nafsu adalah sesuatu yang cenderung mengarah kepada keburukan, kecuali nafsu yang telah diberi rahmat oleh Allah. Nafsu dalam diri adalah sesuatu yang lebih sulit untuk dikendalikan, maka sudah menjadi kewajiban kaum muslimin untuk menjaga nafsunya agar selalu berada pada arah yang diridhoi Allah. Nafsu jika tidak terkendali akan merusak iman dan bahkan dapat menghilangkan iman yang telah ada. Rasulullah saw pernah menasehati seorang pemuda untuk mengendalikan nafsunya. Sebuah hadits Abdullah bin Mas'ud r.a: diriwayatkan dari Al-qamah r.a katanya: Aku pernah berjalan-jalan di Mina bersama Abdullah r.a. yang pernah mendengar disabdakan oleh Rasulullah saw kepada kami: Wahai golongan pemuda! Barangsiapa di antara kamu yang telah mempunyai kemampuan yaitu lahir dan batin untuk menikah, maka hendaklah dia menikah. Sesungguhnya pernikahan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan. Maka barangsiapa yang tidak berkemampuan, hendaklah dia berpuasa karena puasa itu dapat mengawal yaitu benteng nafsu.
Demikianlah 5 ujian yang hampir tiap hari menguji kita baik secara lahir dan bathin. Jika anda dapat memahami kemudian dapat melaksanakan dan jangan lupa sampaikan kepada keluarga dan teman dekat. Anda selamat, lingkungan kita selamat dan semuanya kita selamat.
Berbahagialah kita semua. Wallahu ‘alamu बीShowab

Kamis, 07 Februari 2008

TAWAKAL KEPADA ALLAH

Hampir setiap hari kita mendengar nasehat dari sahabat dan teman, bila ada orang yang mendapatkan mendapatkan musibah / bencana. Selalu dibisikan. “Ayo kuat-kuatkan iman, tawakal ya, ingat kepada Allah” Kalau nasehat ini disampaikan hati ini menjadi kuat dan sehat dan semangat timbul lagi. Nah, kali anda saya akan uraikan tentang tawakal kepada Allah dengan harapan anda perlu menyampaikan kepada isteri, anak-anak anda, teman atau jama’ah tempat anda shalat, meskipun tidak lebih dari sepuluh orang, “cukup tujuh menit, biar sediki, asal paham”
Terlebih dahulu jangan lupa sampaikan ! Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan ilmu sebagai sifat kesempurnaan yang paling tinggi. Aku bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah, yang tiada sekutu bagi Nya dan aku bersaksi Muhammad saw adalah hamba dan utusan Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Saw, juga tercurahkan kepada keluarganya, dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya.
Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Mari kita merenung sejenak peristiwa hari-hari belakangan ini, negara kita terus ditimpa dengan berbagai bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung, banjr, longsor, penyakit dan berbagai bencana yang susul menyusul. Bencana-bencana tersebut menimbulkan korban yang besar baik nyawa manusia serta harta benda dan berbagai duka nestapa seakan-akan tidak tersembuhkan. Satu bencana belum dapat diatasi bencana lain muncul lagi, seakan-akan tidak habis-habisnya. Jika ada manusia yang kurang iman maka disinilah peluang setan membelokan keyakinan.
Menghadapi bencana ini bagi orang beriman harus dapat mengambil sikap, di dalam Al Qur’an iman dan tawakal selalu disebutkan secara berpasangan, Allah Swt berfirman, “......kami beriman kepada-Nya dan kepadaNyalah kami bertawakkal. (Qs Al Mulk : 29). Artinya, bertawakal salah satu tanda bagi Muslim yang kuat dalam keimanannya. Dia meyakini setiap peristiwa adalah kehendak Allah dan sekaligus memenuhi hak Tuhan nya, dan berupaya mengatasi kesulitan hidupnya dan menyerahkan hasilnya sebagaimana yang dikehendaki Allah. Sebab Allah Swt lebih mengetahui kebaikan dan manfaatnya setiap peristiwa/ musibah yang ditimpakan.
Tawakal kepada Allah berdampak luas bagi kehidupan seorang Muslim. Ia akan senantiasa diliputi ketenangan, keamanan dan kelapangan. Terbebas dari dampak ke-hidupan sosial, seperti kegelisahan, ketergesaan. Alam pikirnya senantiasa tenang serta roman mukanya memancarkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan bersandar kepada Allah, ia memiliki keyakinan bahwa Dialah yang mencegah segala bencana dan mara bahaya, karena dia menjadi Wakilnya. Allah Swt berfirman : Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka dia akan mencukupinya (Qs Ath Thalaaq: 3)
Kisah para nabi dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa dengan tawakal yang benar Allah akan menolongnya. Nabi Ibrahim ketika akan dibakar oleh kaumnya dia bertawakal kepada Allah dengan ikhlas dan menyebut Cukuplah bagi kami Allah sebaik-baik wakil, kemudian api menjadi dingin dan ia selamat. Hal demikian juga dialami oleh nabi Muhammad Saw beserta orang-orang beriman saat mereka menghadapi ancaman musuh, orang-orang musyrik dan menyebut. Cukuplah bagi kami Allah sebaik-baik wakil, Peristiwa tersebut direkam dalam Al Qur’an, Allah Swt berfirman : (Yaitu) orang-orang yang menta’ati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. Maka mereka kembali dengan ni`mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai ; karunia yang besar (Qs Ali Imran 173-174)
Arti bertawakal kepada Alah yaitu senantiasa memohon pertolongan Nya atas penguatan iman untuk mendapatkan kemenangan dan kemuliaan. Dimana dia hanya menyerahkan diri serta memohon kepada Allah. Tidak memohon kepada selainnya dan hanya takut kepadaNya. Untuk pengawasan serta penjagaan dirinya, ia bersandar hanya kepada Allah Swt, sebab Dia Yang Maha Kuasa. Iapun menyandarkan keamanan serta keselamatan hanya kepada Nya. Bagaimanapun seseorang tidak akan mendapat musibah kecuali sudah ditetapkan Allah. Iapun tidak dapat menggapai suatu manfaat kecuali yang telah ditetapkanNya.
Jika seorang mukmin yang bertawakal maka ketika musibah datang dia meyakini bahwa musibah adalah bagian dari takdir yang tidak dapat ditolak dan tak dapat digapai. Rasulullah memberi tutunan tentang ketetapan Allah, beliau bersabda , “ Ingatlah Allah, maka engkau akan menemukan Dia di depanmu. Kenali Allah pada waktu suka, niscaya Dia akan mengenalimu pada waktu engkau dalam kesulitan. Dan ketahuilah bahwa sesuatu yang terlepas darimu itu tidak akan pernah mengenaimu, dan sesuatu mengenaimu tidak akan terlepas darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran dan bahwa kemudahan itu bersama kesulitan dan kerumitan bersama kelapangan.
Tawakal bukan berarti diam tanpa usaha, tawakal sejati adalah jika seseorang melakukan upaya dengan penuh kesungguhan. Lantas menyerahkan semua perkaranya kepada Allah Swt. Dalam suatu kisah, seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw, dan hendak membiarkan untanya di depan pintu masjid tanpa mengikatnya, lantas bertanya, Wahai Rasulullah, apakah saya mesti mengikatnya lantas bertawakal ataukah membiarkannya dan bertawakal. Nabi Saw menjawab, “Ikatlah unta itu lantas bertawakal. (HR Tarmidzi).
Untuk keselamatan kita semua ikuti anjuran hadits ini. Dari Abu Darda, Nabi saw bersabda, ia berkata. Barangsiapa berkata setiap hari ketika memasuki waktu pagi dan waktu sore : Hasbiyallahu la ilahaa illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil adzhiim. (Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang Agung). 7 X Allah akan mencukupinya dalam hal-hal yang menyulitkan baik urusan dunia dan akhirat.
Jika anda seorang muslim inilah sikap anda hari ini dan esok.Tawakal adalah sikap hidup muslim yang mempunyai dampak positip dalam kehidupannya sehari-hari ia tidak pernah takut dan gentar menghadap situasi apapun dan dimananpun.
Itulah anda dan saya .
Semoga Allah selalu memberi kekuatan iman untuk menghadapi segala macam tantangan kehidupan
Wallahu alam bis shawab.

Sabtu, 02 Februari 2008

MENTAUHIDKAN ALLAH, JAUHI SYIRIK

Saudaraku kaum muslimin yang sangat kucintai !
Kali ini saya mengajak untuk menyimak dengan seksama tentang keadaan disekitar kita, mulai dari diri sendiri, keluarga dan tetangga tentang pemahaman keesaan Tuhan menurut faham Islam. Setelah kita menyimak keadaan sambil berpikir kemudian kita harus berani mengatakan bahwa ajaran pokok Islam tentang pengakuan kepada Allah yang selalu dikotori dengan perbuatan dan keyakinan lain. Kalau saudaraku sependapat dengan kesimpulan ini maka ini wajib disampaikan dengan cara apapun tetapi tetap dalam koridor yang diridhai Allah. Jika saudaraku masih memegang teguh pada keIslaman maka pada tempatnya kita selalu bersyukur dan memuji kepadanya, seraya menyatakan Segala puji hanya untuk Engkau, karena Engkaulah Yang Esa, tempat kami meminta, Engkau tidak beranak dan tidak diperanakan, dan tidak sesuatu apapun yang menyerupai Engkau. Tak lupa harus kita sampaikan salam dan shalawat kepada pimpinan terbesar nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya
Menyekutukan Allah dinyatakan didalam Alquran sebagai dosa terbesar, sehingga orang yang meninggal dalam keadaan musyrik maka dia tidak akan mendapat ampunan dari Allah Swt dan tempat orang itu adalah di neraka jahanam serta diharamkan masuk surga. Allah Swt berfirman,” Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Qs Al Maidah : 72)
Al Qur’an menilai syirik sebagai sikap aniaya (dzulmun), ialah suatu sikap seseorang meletakan sesuatu tidak pada tempat yang sebenarnya, mengapa demikian? Karena Allah itu Maha Esa (wahdaniyah) sehingga apabila dipercayai mempunyai sekutu dalam Keesaan Nya berarti meletakan Keesaan Allah tidak pada tempatnya yang sebenarnya, atau meyakini bahwa makhluk Allah memiliki kelebihan kekuatan yang melebihi kekuatan / kelebihan yang diberikan Allah kepada makhluk itu. Misalnya meyakini bahwa seseorang dapat menjadi perantara antara Allah dan manusia, pada hal Allah mengajarkan bahwa jarak antara manusia dengan Tuhan sangat dekat. Begitu pula keyakinan bahwa makhluk-makhluk halus mempunyai pengaruh terhadap keselamatan dan kesengsaraan manusia, pada hal Allah mengajarkan bahwa tidak sesuatupun yang dapat menimpakan bahaya kepada seseorang kecuali atas ketentuan Allah juga.
Bentuk syirik banyak sekali macamnya misalnya keyakinan polytheisme, Trimurti, Trinitas, penyembahan benda-benda alam, penyembahan berhala, penyembahan kepada arwah-arwah leluhur dengan maksud tabarruk (minta berkah) dengan keyakinan bahwa orang yang meninggal itu masih aktif berperan bagi kehidupannya bahkan memberi syafa’at (pertolongan). Oleh karena itu berziarah kubur dengan niat serta tujuan seperti itu dilarang oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana hadits riwayat Imam Malik dalam Kitab al Muwatha, menjelaskan bahwa Rasulullah berdoa :” Ya Allah, janganlah kuburanku menjadi berhala yang disembah ! Allah sangat sangat murka terhadap suatu kaum yang memperlakukan kubur para nabi mereka sebagai tempat sujud
Apabila seorang meyakini bahwa selain Allah dapat mengetahui hal-hal ghaib yang akan terjadi di belakang hari misalkan dalam dunia perdukunan itu juga termasuk syirik rububiyah. Nabi Muhammad Saw memperingatkan : “ Barangsiapa kepada tukang ramal, lalu menayakan sesuatu lalu dia mempercayainya maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari (Hr Muslim dari Shafiah binti Ubaid dari sebagian isteri-isteri nabi)
Rasulullah Saw didalam berbagai hadits dengan berbagai ungkapan selalu memperingatkan umatnya tentang bahaya syirik diantaranya dari Abu Hurairah mengatakan, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “ Jauhilah tujuh perkara perusak”. Mereka bertanya, “Apakah itu ya Rasulullah beliau bersabda : (1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) meninggalkan barisan tempur dalam peperangan dan (7) menuduh berzina terhadap wanita yang bersuami lagi beriman yang tidak tahu menahu.
Bagi seorang muslim, Allah adalah segala-galanya didalam kehidupan dan satu-satunya tempat tujuan untuk memperoleh keridhaan. Pernyataan pengakuan setiap hari yang didesahkan oleh setiap muslim dengan ucapan “La ilaha illallah“ (Tiada Tuhan selain Allah) merupakan harga mati atas keyakinan untuk menuju keridhaan Allah. Makna dari pernyataan diatas sangat luas dan harus dipahami oleh setiap pribadi muslim, jika tidak maka ia akan terperosok kepada perbuatan syirik. Terdapat beberapa contoh syirik yang sering terjadi di dalam masyarakat seperti :
1. Bertawasul kepada ruh para wali/ulama. Bertawasul maksudnya berdoa kepada Allah dengan memakai wasilah (perantara). Islam mengajarkan, bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama kecuali tingkat ketaqwaanya kepada Allah sehingga jauh-jauh Islam melarang keras dan menutup pintu rapat-rapat segala wasilah yang mengarahkan manusia memuja dan menyembah sesamanya. Segala permohonan dan pertolongan dalam perkara-perkara yang diluar batas pemilikan dan kemampuan manusia, hanya boleh dipanjatkan kehadirat Allah saja, dan tidak kepada apa dan siapapun, lebih-lebih kepada mereka yang telah bersemayam dialam Barzah.
2. Mempercayai dukun / tukang tenung. Islam mengajarkan dan melarang untuk mendatangi dukun /tukang tenung dengan maksud untuk meminta sesuatu, menanyakan sesuatu hal ghaib yang hanya dalam kompetensi Allah saja hak pengetahuannya, seperti menanyakan tentang masa depannya, langkahnya, jodohnya, nomor toto yang akan keluar dan lain sebagainya. Orang itu sesungguhnya masuk golongan orang-orang yang mensyarikatkan Allah
3. Memakai azimat. Rasulullah Saw bersabda : “ Sesungguhnya menggantungkan sesuatu sebagai penolak penyakit dan azimat sebagai penolak bahaya dan memasukan sesuatu kedalam tubuh wanita untuk menarik kecintaan suami adalah syirik ( HR Ibnu Hibban dan Al Hakim dari Abdullah bin Mas’ud) Berdasarkan hadits ini, maka jelaslah memakai azimat hukumnya syirik. Bila orang tersebut mati dalam keadaan memakai azimat, maka ia tidak akan selamat selamanya, yakni tidak akan lepas dari azab neraka, bahkan kekal di dalamnya.
4. Memberikan sesaji. Berbagai upacara memberikan sesaji telah menjadi budaya dikalangan sebagian besar umat Islam tanpa disadari bahwa perbuatan tersebut hukumnya syirik. Seperti upacara yang dilingkungan nelayan atau petani dengan memberikan sesajian /sajen untuk menolak bala dan mendapatkan rezeki yang dimohonkan kepada makhluk lain bukan hanya kepada Allah Swt. Ketahuilah, sesungguhnya kepercayaan tersebut sama halnya dengan kepercayaan orang primitif yaitu manusia yang belum mendapatkan ajaran tauhid. Kepercayaan seperti ini termasuk yang dikatagorikan “mensyarikatkan Allah Yang Maha Esa “, artinya mereka mempunyai kepercayaan kepada makhluk lain dan menjadikannya sebagai Tuhan yang kedua. Bagi seorang muslim yang memiliki tauhid yang murni, mereka tidak mau menyerahkan dirinya menjadi hamba setan mereka berpedoman kepada Alquran : Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Qs Al Hadiid :22)
Empat contoh diatas adalah perbuatan syirik yang sangat dimurkai Allah, banyak lagi perilaku syirik yang tanpa disadari oleh umat Muslim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Perbuatan syirik yang lain seperti mengagungkan sesama makhluk, mem-percayai ilmu perbintangan, bersumpah bukan dengan nama Allah dan berbagai tradisi-tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang “Tauhid” dan kesadaran beragama dan mengamalkan agama yang benar serta kuatnya pengaruh tradisi yang sebenarnya bertentangan dengan agama. Oleh karena itu setiap muslim berkewajiban memeriksa dirinya dan keluarganya dari perbuatan syirik, baik secara langsung atau tidak langsung. Dan salah satu upaya yang sangat penting adalah saling ingatkan mengingatkan sesama muslim baik dalam hubungan pribadi maupun maupun dalam berjamaah / majelis taklim.
Saya meyakini yang membaca tulisan ini tentu mempunyai lebih banyak referensi bahkan jauh lebih faham. Tetapi bagi yang akan tampil untuk memberikah kuliah tujuh menit tentunya sudah cukup. Sesuai dengan motto kita :
“Kuliah tujuh menit untuk orang awam, biar sedikit asal faham”
Untuk memantapkan keimanan kita tutup dengan doa :
Ya Allah, cintakanlah aku kepada iman, dan hiasilah dia dalam hatiku, dan bencikanlah aku kedalam kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan serta jadikanlah aku dari golongan orang -orang yang mendapat petunjuk. Amin ya Robbal alamin
!
Saya akan berbangga hati jika anda bersama saya dengan menyampaikan saran dan pendapat. Saya tunggu saran anda di e-mail marwanpiliang@yahoo.com
atau alamat surat
MARWAN DS
Jl Tanjung No 206 B,
Nalen, Sorosutan
Yogyakarta

Rabu, 30 Januari 2008

MENEPATI JANJI

Saudaraku kaum Muslimin!
Jika kita menyampaikan kuliah tujuh menit jangan lupa bersyukur kepada Allah Swt dan memujinya dengan kata yang paling baik dan dirasakan dalam hati yang dalam, ajak pendengar untuk bersungguh supaya hati tidak lalai. “Segala puji bagi Allah sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. Dan jangan sekali-kali jangan lupa untuk menyampaikan Semoga
shalawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya.
Judul kita pada kali ini adalah “menepati janji” karena setiap hari disadari atau disadari tiap hari kita tidak luput membuat janji baik kepada Allah Swt dan janji kepada manusia. Dan jika ini dibahas tentunya memakan waktu sangat panjang dan jika ditulis maka seakan-akan tidak akan putus-putusnya. Waktu penyampaian kita hanya dalam kuliah tujuh menit inilah pokok bahasan kita.
Sumpah / janji sangat melekat dalam kehidupan manusia baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan manusia lain Setiap manusia yang telah membuat janji akan akan diminta pertanggung jawaban, baik di dunia maupun diakhirat Allah Swt berfirman, “. . . . . .
. dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (Qs Al Israa’ : 34)
Orang yang selalu menepati janji disebut “Al Amin”, berarti orang tersebut mempunyai sifat setia, jujur dan terpercaya. Setia terhadap janji merupakan dasar-dasar terpenting bagi pembentukan pribadi yang islami. Barangsiapa yang teguh dengan janjinya, dengan pernyataan sumpah, atau atas nama Allah, maka ia telah berjanji kepada Allah. Pengkhianatan terhadap janji merupakan pengkhianatan terhadap Tuhan yang telah memberi amanah kepadanya.
Janji ada dua bagian. Yaitu janji terhadap Allah Swt dan janji terhadap manusia. Adapun janji terhadap Allah adalah melaksanakan syari’atnya serta segala janji yang diucapkan seorang Muslim kepada Tuhannya. Adapun janji terhadap manusia adalah segala keharusan yang mesti dipenuhi di antara manusia dalam setiap muamalah. Meskipun janji kepada manusia tetapi mengandung janji kepada Allah
Memegang jabatan adalah memikul beban yang berat untuk memenuhi janji / sumpah yang diucapkan karena beratnya jabatan tersebut Rasulullah saw mengingatkan dalam suatu hadits dari Abdurrahman bin Samurah r.a. dia berkata,
Rasulullah saw bersabda, “ Wahai Abdurrahman bin Samurah ! Janganlah Engkau meminta jabatan (kekuasaan). Karena jika engkau diberi jabatan karena permintaanmu, akan menjadi lebih berat (tanggung jawabmu). Jika engkau diberi jabatan tanpa engkau pinta, engkau akan dibantu (menjadi lebih ringan) tanggung jawabmu. Apabila engkau ingin bersumpah dengan suatu sumpah, lihat dulu kebaikan yang dapat diperoleh, sebaiknyalah jauihlah bersumpah, dan lakukan saja mana-mana engkau lihat lebih baik.
Menepati janji di dalam tatanan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat merupakan suatu kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan yaitu masyarakat yang adil, sejahtera lahir dan bathin. Setiap pejabat negara yang telah mengucapkan sumpah / janji dengan mengatas namakan Allah maka wajib baginya untuk menepati janji yang telah diucapkan. Point demi point sumpah yang diucapkan dengan lantang menirukan pengambil sumpah dengan meletakan Al Qur’an diatas kepala, dan disaksikan para hadirin dan pasti juga disaksikan juga oleh Allah Swt.
Tampaknya upacara pengambilan sumpah begitu sederhana tetapi mempunyai dampak yang luas. Bila para pejabat negara, para pedagang, dan seluruh lapisan masyarakat memegang janji dengan sungguh-sungguh maka sudah pastilah masyarakat akan memperoleh keadilan, kemakmuran, sejahtera lahir dan bathin. Sebaliknya, jika sumpah / janji tidak dilaksanakan maka resikonya sangat besar. Jika ada tindakan, perkataan atau perilaku yang tidak selaras atau bertentangan dengan sumpah itulah yang disebut pengkhinatan. Pengkhinatan terhadap janji akan merugikan orang banyak yang akan berakibat, rakyat yang seharusnya diayomi tetapi kenyataanya didzalimi. Rakyat yang harusnya memperoleh kemakmuran tetapi yang muncul kesengsaraan. Uang negara yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat tetapi digunakan untuk kepentingan pribadi. Dan berbagai berbentuk pengkhinatan, yang muaranya kehancuran masyarakat bahkan kehancuran negara.
Hal yang tampak aneh di masa kini, pengkhianatan terhadap sumpah tampaknya menjadi biasa dengan berbagai dalih dan disamar dengan berbagai tindakan kesufian. Dzikir bersama, istighosah dilapangan dengan cucuran air mata, dengan istilah keren “tobat nasional”. Tetapi ajaran Islam telah membuat garis tegas bahwa sikap inilah yang disebut munafik. Dalam suatu hadits dari Abdullah bin Umar dan Amr bin Ash ra, bahwa
Rasulullah saw bersabda, “ Ada empat hal, barangsiapa yang mempunyai keempatnya maka ia adalah orang munafik murni dan barangsiapa yang memiliki sebagian darinya maka ia memiliki bagian kemunafikan sebelum ia meninggalkannya, Yaitu (1) apabila ia dipercaya ia berkhianat, (2) jika ia berbicara ia berdusta, (3) jika berjanji ia engkar, dan (4) jika ia bermusuhan ia berbuat curang.
Begitu pentingnya kesetiaan terhadap janji dalam pembentukan masyarakat yang islami, Islam menjelaskan tentang apa yang bakal diterima oleh orang yang tidak setia terhadap janjinya. Orang-orang yang menggadaikan janjinya dengan harga murah serta lebih memilih kehidupan dunia, maka ia merugi sedangkan yang menepati janji akan beruntung baik di dunia maupun di akhirat. Allah Swt berfirman, “
Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah: dan bagimu azab yang besar. Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah), sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(Qs An Nahl 94-96)
Dengan demikian jelas bahwa, pribadi Muslim yang taat itu selalu menepati janji. Jika telah berjanji kepada manusia maka ia memegang teguh dan setia kepada janji itu. Manakala ia melihat kerusakan dan pertentangan, iapun dengan antusias segera memperbaiki serta mendamaikannya. Ia tak akan menarik dari suatu kesepakatan yang pernah disepakati, terlebih jika berkaitan dengan orang banyak.
Akhirnya harus disadari bahwa kita semua baik pembicara maupun pendengar semuanya telah mengikat janji dan itu harus ditunaikan dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung jawab Semoga kita selalu mendapat tuntunan dari Allah, termasuk golongan yang menepati janji
Wallahu ‘alam bi shawwab.