Selasa, 08 Januari 2008

KEIMANAN DAN PERSOALANNYA




DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH
LAGI MAHA PENYAYANG

Mengamati kehidupan masyarakat saat ini makin membingungkan. Betapa tidak, disatu sisi ketaatan umat tampaknya makin meningkat dimana-mana tempat ibadah tumbuh dan berkembang, majelis taklim semarak dengan penuh gaya dan glamour. Disisi lain kemaksiatan pun tidak berkurang bahkan tumbuh dengan subur mulai dari korupsi, pelacuran, pembohongan, perjudian, perampokan, pemakaian obat terlarang dan segala macam penyakit masyarakat hampir-hampir tanpa satu kekuatan yang dapat membendungnya.
Mari kita mati keadaan disekitar kita
1. Korupsi bukan dilakukan oleh orang yang tidak beriman bahkan tampak sangat beriman karena dia melakukan sholat secara teratur, berpuasa, berzakat, bersedekah bahkan naik haji berkali-kali. Dan bahkan lebih hebat lagi orang tersebut mampu memberikan pidato, dakwah pembicara handal baik dalam seminar, majelis taklim dan berbagai dialog interaktif yang mampu menyelesaikan masalah umat apapun bentuk permasalahannya.
2. Penyakit masyarakat yang mewabah juga bukan dilakukan oleh orang yang tidak beriman bahkan dilakukan orang yang tampak sangat taat. Anak mama tersayang begitu patuh dirumah, papa yang penurut dirumah, mahasiswa yang jempolan dikampus. bahkan penegak hukum yang tampaknya tegas dan berwibawa. Apa boleh buat anak tersayang terlibat geng, suami yang selingkuh dan mati diatas perut pelacur, mahasiswa pengedar narkotik dan penegak hukum yang melawan hukum.
Pembaca yang arif. Keadaan ini harus menjadi ‘itibar bagi kita khususnya kita yang menyandang orang beriman. Mungkin keadaan ini terjadi pada tetangga kita dan kita melihat secara jelas dan terang benderang tetapi jika kita berani melihat pada diri sendiri dalam perenungan masalahnya menjadi lain. Karena mengharus-kan kita beristighfar lebih banyak bahkan dengan tangisan. Karena memang wabah ini juga berjangkit pada diri dan keluarga kita meskipun tiap hari kita sholat ke Masjid tetapi secara tidak sadar iman kita telah penuh dengan noda.
Timbul pertanyaaan, mengapa terjadi demikian. Inilah yang akan kita jawab !
Allah telah mengingatkan kepada kita melalui firman-firmannya salah satu adalah surat Al Ashr, bahwa iman dan amal saleh merupakan satu paket yang tidak terpisahkan.
Terdapat 4 kemungkinan.
¨ Beriman dilanjutkan dengan amal saleh
¨ Beriman tetapi tidak dilanjuti dengan beramal saleh
¨ Tidak beriman tetapi melakukan amal saleh.
¨ Tidak beriman dan tidak beramal saleh.
Sebagai pedoman Rasulullah Saw bersabda :
Al imanu ma’rifatu bil qalbi wa qaulu bil lisani wa amalu bil arkani : Iman ialah mengenal dengan hati diucapkan dengan lidah dan mengamalkan dengan jasad (anggota lahir)
Dengan hadis ini jelas bagi kita bahwa iman tidak terpisah dari amalan lahir maupun bathin walaupun hubungan keadaannya agak terpisah. Yang satu diluar dan yang lain ada didalam hati manusia. Iman ialah segala-galanya ketenangan, kekuatan, hiburan, kekayaan dan kelapangan dan semua apa yang diidam-idamkan manusia. Lebih tegas lagi kita berani mengatakan iman adalah kehidupan. Sirnanya zaman kegemilangan Islam adalah berpuncak dari lenyapnya iman dari hati umat Islam. Hina dan lemahnya kita hari ini pun adalah karena tipisnya iman yang kita punyai, sehingga kita memilah-milah amalan perintah Allah dan sunnah Rasul menurut tafsiran kita sendiri.
Janji –janji Allah dalam firmannya.
Dan orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itu penghuni syurga, mereka kekal didalamnya (Q s Al Baqarah, 82)
Maka barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya. Al Anbia 94
kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.(Qs Maryam 60)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh keni`matan.(Qs Luqman 8)
Selanjutnya Allah mengancam orang yang beriman tetapi tidak mentaati seperti yang diikrarkannya :
Hai orang orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu lakukan. Amat besar kebencian disisi Allah bila kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. (Q s As Shaf, 2&3)
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (Qs Maryam 59)
Pembaca yang budiman ! Terjawab sudah iman dan persoalan-nya didalam kehidupan kita baik sebagai individu dan masyarakat bahwa kepatuhan kita terhadap syari’at belum kaffah. Disatu sisi kita melaksanakan ibadat secara baik dan disisi lain amalan-amalan kita bertentangan syari’at oleh karena itu ancaman Allah menjadi kenyataan dalam kehidupan kita baik secara individu maupun sebagai bangsa. Bukankah setiap Sholat Juma’at ketika Khatib naik mimbar selalu mengumandangkan : “ Sidang Jum’at yang berbaha-gia marilah kita meningkatkan taqwa kita dengan jalan melak-sanakan semua perintah Nya dan menjauhi semua larangan NYA. Tetapi peringatan tersebut menjadi bagian seromonial isi khutbah yang tidak bermakna karena setelah selesai sholat kemaksiatan berulang kembali para birokrat sibuk menandatangani kuitansi kosong, para pemborong tetap kebohongannya dan provokator tetap bekerja untuk memecah belah umat. Khutbah tidak memberikan perubahan apa-apa dan tidak berbekas sama sekali karena hati telah terbungkus oleh nafsu, dan penyakit masyarakat terus merebak tidak memilih tempat dan waktu dan kepada siapa saja.
Menghadapi keadaan seperti ini Syekh Abdul Qodir Jaelani wali Allah telah memberi wejangan secara gamblang dan tegas :
Ø Wahai penduduk negeri, sangat banyak sifat munafik terjadi padamu, sedikit sekali yang ikhlas dan banyak perkataan tanpa disertai amalan. Bicara tanpa amal adalah bagaikan rumah tanpa pintu, seperti tabungan tanpa diisi, dan seperti pengakuan pribadi tanpa bukti. Berbicara tanpa amal adalah bagaikan tanpa ruh, dan gambar tanpa ruh, hanyalah patung yang tak punya tangan, kaki dan kekuatan. Besar amalmu semisal raga tanpa nyawa, dan nyawa itulah gambaran ikhlas, gambaran tauhid dan ketegaran menekuni ki-tab Allah disamping sunnah Rasul Nya. Janganlah kamu melupakan perintah dan larangan Nya, pa-tuhilah kepastian Allah Azza wa Jalla.
Ø Wahai hamba Allah, kerjakanlah perintah Allah, dan hentikan perbuatan terlarang. Bersabarlah kamu menerima ujian dengan memperbanyak amalan sunah, maka kamu disebut orang sadar yang beramal untuk mencari, taufik Allah Azza wa Jalla. Rendahkanlah dirimu di hadapan Nya. Hentikan maksiat dari jalur lahir dan membecinya melalui jalur bathin. Peganglah taufik Nya, benci dan maksiat jauhkan dari Nya. Dan bersabarlah kamu atas ketentuan Nya.
Semoga kita tetap teguh dalam Keimanan

4 komentar:

Anonim mengatakan...

isinya bagus; tapi penulisannya bikin mata capek, mungkin perlu ada spasi untuk setiap pergantian paragrap, Buya, supaya tidak kelihatan penuh berdempet-dempet itu huruf, kata dan kalimat,
wassalam.

abe chan;
somewhere

NB: bagus lagi, kalo isi kultum ini dilengkapi dengan ilustrasi cerita tentang kehidupan seseorang dalam dunia nyata, bagaimana yang terjadi dengan kehidupannya. :-)

marikitamati mengatakan...

- marikitamati sama-sama

Unknown mengatakan...

Sungguh benar jalan kesurga itu mudah apa yg suli ya kawan ?

Unknown mengatakan...

Sungguh benar jalan kesurga itu mudah apa yg suli ya kawan ?