Minggu, 10 Februari 2008

LIMA UJIAN KEIMANAN

Saudaraku kamu Muslimin!
Setiap hari kita sering mendengar orang mengatakan “SAYA TELAH BERIMAN”, dan saya mempunyai keyakinan andapun pernah mengucapkannya. Tetapi persoalannya akan lain bila pernyataan yang diucapkan tidak sesuai dengan ciri orang beriman. Karena iman bukan sekedar kata tetapi dilanjutkan dengan tindakan nyata sesuai dengan ciri orang beriman. Oleh karena itu harus disadari bahwa pernyataan keimanan bukanlah masa sederhana karena ia pasti mendapat ujian. Kali ini “kuliah tujuh menit bagi orang awam” akan membahas “ LIMA UJIAN KEIMANAN” tidak apa kita membahas secara ringkas yang penting “biar sedikit asal faham”
Pada tempatnya kita memulai dengan ucapan “Segala puji bagi Allah yang Maha mengetahui dan Maha Melihat hamba–hambaNya. Maha Suci Allah yang telah menjadikan di langit bintang-bintang, dan menjadikan pula padanya matahari dan bulan yang bersinar. Ya, Allah curahkanlah rahmat kepada nabi pembawa rahmat, hidayah dan nikmat yang melimpah. Lisannya jujur dalam menyampaikan wahyu dengan ungkapan yang paling indah. Telinganya adalah kebaikan yang menerima wahyu, lalu menyusunnya dengan isyarat yang amat lembut dan curahkan juga rahmat kepada keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya.
Berkenaan dengan ujian bagi orang beriman, Allah swt berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, (Qs Al Ankabuut : 2-3) Dengan pernyataan ini jelas bagi kita setiap orang yang menyatakan beriman pasti akan diuji. Ujian ini dalam berbagai bentuk, dan Allah Maha bijaksana memberikan ujian selaras dengan tingkat keimanan hambanya. Makin tinggi tinggi tingkat keimanan seseorang maka makin tinggi pula ujian yang akan diberikan Allah. Yang paling berat mendapat ujian dalah para nabi, Dalam sebuah hadits dijelaskan,” Manusia yang paling berat cobaannya ialah para nabi, kemudian orang-orang sholeh kemudian manusia dibawahnya, lalu yang dibawahnya. Seseorang menerima cobaan selaras dengan agamanya. Jika agamanya kuat, maka ditambahkan cobaan untuknya.”
Ujian bagi orang beriman sepanjang masa dan berlaku umum adan 5 hal yang pasti ada disekitar kita bahkan kita sendiri pernah mengalaminya. Rasulullah saw pernah menjelaskan: “Orang beriman berada pada lima hambatan:
1. Orang beriman yang mendengkinya,
2. Orang munafiq yang membencinya,
3. Orang kafir yang memeranginya,
4. Setan yang menyesatkannya, dan
5. Hawa nafsu yang memeranginya.” (HR. Abu Bakar bin La’al dari Anas ra).
Hadits ini menunjukan rintangan yang bakal dihadapi bila kita menyatakan telah beriman. Apabila ia berhasil dalam melewati rintangan-rintangan tersebut selamatlah ia di dunia dan akhirat. Sebaliknya apabila gagal dalam menaklukan ujian tersebut maka suramlah masa depannya baik di dunia apalagi di akhirat.
Mari kita uraikan satu persatu bentuk ujian diatas :
1. Orang beriman tapi pendengki. Rasa dengki merupakan sebuah penyakit yang dapat menjangkiti anak keturunan Adam. Baik ia orang yang beriman, apalagi orang munafiq dan kafir. Orang beriman dapat terserang penyakit dengki terhadap mukmin lainnya, biasanya dipicu oleh masalah duniawai yang sebenarnya sepele. Seperti popularitas, harga diri, kedudukan dan masalah lain yang hanya membuat hati menjadi kotor. Dalam hal ini Nabi saw bersabda: “Dua ekor serigala yang lapar dilepas di kandang kambing tidak berakibat fatal, manakala di bandingkan dengan kerakusan terhadap harta dan dengki dalam diri seorang muslim. Sesungguhnya dengki benar-benar menelan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar.” (HR. Tirmidzi). Rasa dengki memang dapat muncul dalam diri meskipin dia menyatakan orang beriman. Namun, selama ia bisa mengingat kemudian ia luruskan hati tersebut, maka tidaklah akan menimbulkan mudharat bagi orang lain. Jika ia berlarut-larut memelihara perasaan negatip di dadanya, kemudian timbul rencana yang keji untuk menjatuhkan saudara mukmin yang di benci Kemudian ia membuat gambaran negatif, memfitnah, ghibah, menghalangi geraknya, dan mencaci maki. Semua itu akan berujung pada hilangnya sikap toleransi, gotong royong dan cinta terhadap sesama. Maka Nabi Muhammad saw mewanti-wanti pada umatnya: “Cukuplah kejahatan manakala seorang menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim lainnya wajib memelihara darah, kehormatan, dan hartanya.”(Hr Bukhari & Muslim)
2. Orang munafik yang membencinya. Ini merupakan sunnatullah bahwa orang munafik akan senantiasa mengobarkan kebencian kepada orang yang tidak sepaham dengannya, dan mereka yang konsisten dengan ajaran agamanya. Orang yang memiliki sifat seperti ini akan selalu mengadu domba saudara muslim, hanya untuk meninggikan atau mengais keharuman di atas penderitaan orang lain. Kita dapat melihat usaha-usaha orang munafik dalam melakukan makar dan menyebarkan fitnah kepada Aisyah ra, dikalangan kaum muslimin. Semua itu bertujuan untuk menjatuhkan martabat dan merusak nama baik Rasulullah saw. Di akhir peristiwa, Allah sendiri yang menjelaskan kedustaan orang munafiq dan menerangkan bahaya makar yang dibuat oleh orang munafiq. Allah swt berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (An-Nuur: 19). Sekarang aksi mereka lebih beragam, dalam rangka memukul mundur orang beriman. Maka Nabi saw sekali-kali tidak pernah memberikan amanah kepada orang munafiq, bila hal itu berhubungan dengan hajat hidup kaum muslimin. Petunjuk diberikan Rasulullah Saw untuk mengidentifikasi apakah seseorang termasuk orang yang munafik atau tidak : “Empat perkara manakala seseorang memilikinya berati munafiq murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satunya, berati memiliki ciri-ciri munafiq sampai dia melepaskannya. Empat per-kara itu; (1) apabila berkata dusta, (2) apabila berjanji ingkar, (3) apabila mengadakan perjanjian melanggar dan (4) apabila berbantah melampaui batas.” (HR. Ahmad).
3. Orang kafir yang memerangi. Orang kafir adalah mereka yang di luar Islam, sebagian besar mereka senantiasa membenci dan memerangi orang beriman. Mereka menciptakan kesan yang jelek pada Islam, sebagaiman pemuatan karikatur Nabi Muhammad saw yang berisi penghinaan dan penistaan terhadap Nabi Muhammad saw. Ini adalah sebuah bentuk kesengajaan, untuk memancing kemarahan dan menyakiti hati kaum muslimin. Bagaimana peperangan yang mereka gelar melalui perang budaya dan pemikiran (Ghazul fiker) sampai perang ekonomi dan militer (invasi). Sejarah telah mencatat ba-gaimana bentuk peperangan mereka, mulai dari masa Rasulullah saw, masa perang salib, masa Daulah Usmani (pemerintahan Islam terakhir) di Turki bahkan sampai sekarang. Kasus-kasus penghancuran sebuah pemerintahan Islam terakhir di Turki, penyerobotan tanah air bangsa Palestina, invasi ke Irak, penyerangan ke Afghanistan, Bosnia, Khasmir, Cechnya, kasus Maluku, Poso, semua adalah wujud permusuhan orang kafir terhadap orang muslim.
4. Godaan Syaitan Menyesatkan. Kita ketahui bersama bahwa syaitan adalah musuh utama yang telah menyatakan gencatan senjata pertama kali di syurga. Namun sangat disayangkan banyak dari kaum muslimin malah menjadikan syaithan menjadi patner hidup dengan meminta bantuan lewat jasa dukun, tukang ramal dll. Mereka lupa atau menutup diri dari sebuah firman Allah yang menggambarkan bentuk permusuhan mereka (Iblis): “Iblis menjawab, “Beri tangguh saya sampai waktu dibangkitkan”. Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh”. Iblis menjawab, Karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (meng-halang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al-A’raaf: 14-16). Seorang alim berkata: Jalan Syaithan menyelinap kedalam hati manusia melalui sikap marah, keinginan (angan-angan), tergesa-gesa, dengki, bakhil, sombong, dan buruk sangka. Maka hendaknya orang beriman mewaspadainya.
5. Hawa Nafsu yang selalu memerangi. Nafsu adalah sesuatu yang cenderung mengarah kepada keburukan, kecuali nafsu yang telah diberi rahmat oleh Allah. Nafsu dalam diri adalah sesuatu yang lebih sulit untuk dikendalikan, maka sudah menjadi kewajiban kaum muslimin untuk menjaga nafsunya agar selalu berada pada arah yang diridhoi Allah. Nafsu jika tidak terkendali akan merusak iman dan bahkan dapat menghilangkan iman yang telah ada. Rasulullah saw pernah menasehati seorang pemuda untuk mengendalikan nafsunya. Sebuah hadits Abdullah bin Mas'ud r.a: diriwayatkan dari Al-qamah r.a katanya: Aku pernah berjalan-jalan di Mina bersama Abdullah r.a. yang pernah mendengar disabdakan oleh Rasulullah saw kepada kami: Wahai golongan pemuda! Barangsiapa di antara kamu yang telah mempunyai kemampuan yaitu lahir dan batin untuk menikah, maka hendaklah dia menikah. Sesungguhnya pernikahan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan. Maka barangsiapa yang tidak berkemampuan, hendaklah dia berpuasa karena puasa itu dapat mengawal yaitu benteng nafsu.
Demikianlah 5 ujian yang hampir tiap hari menguji kita baik secara lahir dan bathin. Jika anda dapat memahami kemudian dapat melaksanakan dan jangan lupa sampaikan kepada keluarga dan teman dekat. Anda selamat, lingkungan kita selamat dan semuanya kita selamat.
Berbahagialah kita semua. Wallahu ‘alamu बीShowab

Kamis, 07 Februari 2008

TAWAKAL KEPADA ALLAH

Hampir setiap hari kita mendengar nasehat dari sahabat dan teman, bila ada orang yang mendapatkan mendapatkan musibah / bencana. Selalu dibisikan. “Ayo kuat-kuatkan iman, tawakal ya, ingat kepada Allah” Kalau nasehat ini disampaikan hati ini menjadi kuat dan sehat dan semangat timbul lagi. Nah, kali anda saya akan uraikan tentang tawakal kepada Allah dengan harapan anda perlu menyampaikan kepada isteri, anak-anak anda, teman atau jama’ah tempat anda shalat, meskipun tidak lebih dari sepuluh orang, “cukup tujuh menit, biar sediki, asal paham”
Terlebih dahulu jangan lupa sampaikan ! Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan ilmu sebagai sifat kesempurnaan yang paling tinggi. Aku bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah, yang tiada sekutu bagi Nya dan aku bersaksi Muhammad saw adalah hamba dan utusan Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Saw, juga tercurahkan kepada keluarganya, dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya.
Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Mari kita merenung sejenak peristiwa hari-hari belakangan ini, negara kita terus ditimpa dengan berbagai bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung, banjr, longsor, penyakit dan berbagai bencana yang susul menyusul. Bencana-bencana tersebut menimbulkan korban yang besar baik nyawa manusia serta harta benda dan berbagai duka nestapa seakan-akan tidak tersembuhkan. Satu bencana belum dapat diatasi bencana lain muncul lagi, seakan-akan tidak habis-habisnya. Jika ada manusia yang kurang iman maka disinilah peluang setan membelokan keyakinan.
Menghadapi bencana ini bagi orang beriman harus dapat mengambil sikap, di dalam Al Qur’an iman dan tawakal selalu disebutkan secara berpasangan, Allah Swt berfirman, “......kami beriman kepada-Nya dan kepadaNyalah kami bertawakkal. (Qs Al Mulk : 29). Artinya, bertawakal salah satu tanda bagi Muslim yang kuat dalam keimanannya. Dia meyakini setiap peristiwa adalah kehendak Allah dan sekaligus memenuhi hak Tuhan nya, dan berupaya mengatasi kesulitan hidupnya dan menyerahkan hasilnya sebagaimana yang dikehendaki Allah. Sebab Allah Swt lebih mengetahui kebaikan dan manfaatnya setiap peristiwa/ musibah yang ditimpakan.
Tawakal kepada Allah berdampak luas bagi kehidupan seorang Muslim. Ia akan senantiasa diliputi ketenangan, keamanan dan kelapangan. Terbebas dari dampak ke-hidupan sosial, seperti kegelisahan, ketergesaan. Alam pikirnya senantiasa tenang serta roman mukanya memancarkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan bersandar kepada Allah, ia memiliki keyakinan bahwa Dialah yang mencegah segala bencana dan mara bahaya, karena dia menjadi Wakilnya. Allah Swt berfirman : Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka dia akan mencukupinya (Qs Ath Thalaaq: 3)
Kisah para nabi dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa dengan tawakal yang benar Allah akan menolongnya. Nabi Ibrahim ketika akan dibakar oleh kaumnya dia bertawakal kepada Allah dengan ikhlas dan menyebut Cukuplah bagi kami Allah sebaik-baik wakil, kemudian api menjadi dingin dan ia selamat. Hal demikian juga dialami oleh nabi Muhammad Saw beserta orang-orang beriman saat mereka menghadapi ancaman musuh, orang-orang musyrik dan menyebut. Cukuplah bagi kami Allah sebaik-baik wakil, Peristiwa tersebut direkam dalam Al Qur’an, Allah Swt berfirman : (Yaitu) orang-orang yang menta’ati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. Maka mereka kembali dengan ni`mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai ; karunia yang besar (Qs Ali Imran 173-174)
Arti bertawakal kepada Alah yaitu senantiasa memohon pertolongan Nya atas penguatan iman untuk mendapatkan kemenangan dan kemuliaan. Dimana dia hanya menyerahkan diri serta memohon kepada Allah. Tidak memohon kepada selainnya dan hanya takut kepadaNya. Untuk pengawasan serta penjagaan dirinya, ia bersandar hanya kepada Allah Swt, sebab Dia Yang Maha Kuasa. Iapun menyandarkan keamanan serta keselamatan hanya kepada Nya. Bagaimanapun seseorang tidak akan mendapat musibah kecuali sudah ditetapkan Allah. Iapun tidak dapat menggapai suatu manfaat kecuali yang telah ditetapkanNya.
Jika seorang mukmin yang bertawakal maka ketika musibah datang dia meyakini bahwa musibah adalah bagian dari takdir yang tidak dapat ditolak dan tak dapat digapai. Rasulullah memberi tutunan tentang ketetapan Allah, beliau bersabda , “ Ingatlah Allah, maka engkau akan menemukan Dia di depanmu. Kenali Allah pada waktu suka, niscaya Dia akan mengenalimu pada waktu engkau dalam kesulitan. Dan ketahuilah bahwa sesuatu yang terlepas darimu itu tidak akan pernah mengenaimu, dan sesuatu mengenaimu tidak akan terlepas darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran dan bahwa kemudahan itu bersama kesulitan dan kerumitan bersama kelapangan.
Tawakal bukan berarti diam tanpa usaha, tawakal sejati adalah jika seseorang melakukan upaya dengan penuh kesungguhan. Lantas menyerahkan semua perkaranya kepada Allah Swt. Dalam suatu kisah, seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw, dan hendak membiarkan untanya di depan pintu masjid tanpa mengikatnya, lantas bertanya, Wahai Rasulullah, apakah saya mesti mengikatnya lantas bertawakal ataukah membiarkannya dan bertawakal. Nabi Saw menjawab, “Ikatlah unta itu lantas bertawakal. (HR Tarmidzi).
Untuk keselamatan kita semua ikuti anjuran hadits ini. Dari Abu Darda, Nabi saw bersabda, ia berkata. Barangsiapa berkata setiap hari ketika memasuki waktu pagi dan waktu sore : Hasbiyallahu la ilahaa illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil adzhiim. (Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang Agung). 7 X Allah akan mencukupinya dalam hal-hal yang menyulitkan baik urusan dunia dan akhirat.
Jika anda seorang muslim inilah sikap anda hari ini dan esok.Tawakal adalah sikap hidup muslim yang mempunyai dampak positip dalam kehidupannya sehari-hari ia tidak pernah takut dan gentar menghadap situasi apapun dan dimananpun.
Itulah anda dan saya .
Semoga Allah selalu memberi kekuatan iman untuk menghadapi segala macam tantangan kehidupan
Wallahu alam bis shawab.

Sabtu, 02 Februari 2008

MENTAUHIDKAN ALLAH, JAUHI SYIRIK

Saudaraku kaum muslimin yang sangat kucintai !
Kali ini saya mengajak untuk menyimak dengan seksama tentang keadaan disekitar kita, mulai dari diri sendiri, keluarga dan tetangga tentang pemahaman keesaan Tuhan menurut faham Islam. Setelah kita menyimak keadaan sambil berpikir kemudian kita harus berani mengatakan bahwa ajaran pokok Islam tentang pengakuan kepada Allah yang selalu dikotori dengan perbuatan dan keyakinan lain. Kalau saudaraku sependapat dengan kesimpulan ini maka ini wajib disampaikan dengan cara apapun tetapi tetap dalam koridor yang diridhai Allah. Jika saudaraku masih memegang teguh pada keIslaman maka pada tempatnya kita selalu bersyukur dan memuji kepadanya, seraya menyatakan Segala puji hanya untuk Engkau, karena Engkaulah Yang Esa, tempat kami meminta, Engkau tidak beranak dan tidak diperanakan, dan tidak sesuatu apapun yang menyerupai Engkau. Tak lupa harus kita sampaikan salam dan shalawat kepada pimpinan terbesar nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya
Menyekutukan Allah dinyatakan didalam Alquran sebagai dosa terbesar, sehingga orang yang meninggal dalam keadaan musyrik maka dia tidak akan mendapat ampunan dari Allah Swt dan tempat orang itu adalah di neraka jahanam serta diharamkan masuk surga. Allah Swt berfirman,” Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Qs Al Maidah : 72)
Al Qur’an menilai syirik sebagai sikap aniaya (dzulmun), ialah suatu sikap seseorang meletakan sesuatu tidak pada tempat yang sebenarnya, mengapa demikian? Karena Allah itu Maha Esa (wahdaniyah) sehingga apabila dipercayai mempunyai sekutu dalam Keesaan Nya berarti meletakan Keesaan Allah tidak pada tempatnya yang sebenarnya, atau meyakini bahwa makhluk Allah memiliki kelebihan kekuatan yang melebihi kekuatan / kelebihan yang diberikan Allah kepada makhluk itu. Misalnya meyakini bahwa seseorang dapat menjadi perantara antara Allah dan manusia, pada hal Allah mengajarkan bahwa jarak antara manusia dengan Tuhan sangat dekat. Begitu pula keyakinan bahwa makhluk-makhluk halus mempunyai pengaruh terhadap keselamatan dan kesengsaraan manusia, pada hal Allah mengajarkan bahwa tidak sesuatupun yang dapat menimpakan bahaya kepada seseorang kecuali atas ketentuan Allah juga.
Bentuk syirik banyak sekali macamnya misalnya keyakinan polytheisme, Trimurti, Trinitas, penyembahan benda-benda alam, penyembahan berhala, penyembahan kepada arwah-arwah leluhur dengan maksud tabarruk (minta berkah) dengan keyakinan bahwa orang yang meninggal itu masih aktif berperan bagi kehidupannya bahkan memberi syafa’at (pertolongan). Oleh karena itu berziarah kubur dengan niat serta tujuan seperti itu dilarang oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana hadits riwayat Imam Malik dalam Kitab al Muwatha, menjelaskan bahwa Rasulullah berdoa :” Ya Allah, janganlah kuburanku menjadi berhala yang disembah ! Allah sangat sangat murka terhadap suatu kaum yang memperlakukan kubur para nabi mereka sebagai tempat sujud
Apabila seorang meyakini bahwa selain Allah dapat mengetahui hal-hal ghaib yang akan terjadi di belakang hari misalkan dalam dunia perdukunan itu juga termasuk syirik rububiyah. Nabi Muhammad Saw memperingatkan : “ Barangsiapa kepada tukang ramal, lalu menayakan sesuatu lalu dia mempercayainya maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari (Hr Muslim dari Shafiah binti Ubaid dari sebagian isteri-isteri nabi)
Rasulullah Saw didalam berbagai hadits dengan berbagai ungkapan selalu memperingatkan umatnya tentang bahaya syirik diantaranya dari Abu Hurairah mengatakan, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “ Jauhilah tujuh perkara perusak”. Mereka bertanya, “Apakah itu ya Rasulullah beliau bersabda : (1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) meninggalkan barisan tempur dalam peperangan dan (7) menuduh berzina terhadap wanita yang bersuami lagi beriman yang tidak tahu menahu.
Bagi seorang muslim, Allah adalah segala-galanya didalam kehidupan dan satu-satunya tempat tujuan untuk memperoleh keridhaan. Pernyataan pengakuan setiap hari yang didesahkan oleh setiap muslim dengan ucapan “La ilaha illallah“ (Tiada Tuhan selain Allah) merupakan harga mati atas keyakinan untuk menuju keridhaan Allah. Makna dari pernyataan diatas sangat luas dan harus dipahami oleh setiap pribadi muslim, jika tidak maka ia akan terperosok kepada perbuatan syirik. Terdapat beberapa contoh syirik yang sering terjadi di dalam masyarakat seperti :
1. Bertawasul kepada ruh para wali/ulama. Bertawasul maksudnya berdoa kepada Allah dengan memakai wasilah (perantara). Islam mengajarkan, bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama kecuali tingkat ketaqwaanya kepada Allah sehingga jauh-jauh Islam melarang keras dan menutup pintu rapat-rapat segala wasilah yang mengarahkan manusia memuja dan menyembah sesamanya. Segala permohonan dan pertolongan dalam perkara-perkara yang diluar batas pemilikan dan kemampuan manusia, hanya boleh dipanjatkan kehadirat Allah saja, dan tidak kepada apa dan siapapun, lebih-lebih kepada mereka yang telah bersemayam dialam Barzah.
2. Mempercayai dukun / tukang tenung. Islam mengajarkan dan melarang untuk mendatangi dukun /tukang tenung dengan maksud untuk meminta sesuatu, menanyakan sesuatu hal ghaib yang hanya dalam kompetensi Allah saja hak pengetahuannya, seperti menanyakan tentang masa depannya, langkahnya, jodohnya, nomor toto yang akan keluar dan lain sebagainya. Orang itu sesungguhnya masuk golongan orang-orang yang mensyarikatkan Allah
3. Memakai azimat. Rasulullah Saw bersabda : “ Sesungguhnya menggantungkan sesuatu sebagai penolak penyakit dan azimat sebagai penolak bahaya dan memasukan sesuatu kedalam tubuh wanita untuk menarik kecintaan suami adalah syirik ( HR Ibnu Hibban dan Al Hakim dari Abdullah bin Mas’ud) Berdasarkan hadits ini, maka jelaslah memakai azimat hukumnya syirik. Bila orang tersebut mati dalam keadaan memakai azimat, maka ia tidak akan selamat selamanya, yakni tidak akan lepas dari azab neraka, bahkan kekal di dalamnya.
4. Memberikan sesaji. Berbagai upacara memberikan sesaji telah menjadi budaya dikalangan sebagian besar umat Islam tanpa disadari bahwa perbuatan tersebut hukumnya syirik. Seperti upacara yang dilingkungan nelayan atau petani dengan memberikan sesajian /sajen untuk menolak bala dan mendapatkan rezeki yang dimohonkan kepada makhluk lain bukan hanya kepada Allah Swt. Ketahuilah, sesungguhnya kepercayaan tersebut sama halnya dengan kepercayaan orang primitif yaitu manusia yang belum mendapatkan ajaran tauhid. Kepercayaan seperti ini termasuk yang dikatagorikan “mensyarikatkan Allah Yang Maha Esa “, artinya mereka mempunyai kepercayaan kepada makhluk lain dan menjadikannya sebagai Tuhan yang kedua. Bagi seorang muslim yang memiliki tauhid yang murni, mereka tidak mau menyerahkan dirinya menjadi hamba setan mereka berpedoman kepada Alquran : Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Qs Al Hadiid :22)
Empat contoh diatas adalah perbuatan syirik yang sangat dimurkai Allah, banyak lagi perilaku syirik yang tanpa disadari oleh umat Muslim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Perbuatan syirik yang lain seperti mengagungkan sesama makhluk, mem-percayai ilmu perbintangan, bersumpah bukan dengan nama Allah dan berbagai tradisi-tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang “Tauhid” dan kesadaran beragama dan mengamalkan agama yang benar serta kuatnya pengaruh tradisi yang sebenarnya bertentangan dengan agama. Oleh karena itu setiap muslim berkewajiban memeriksa dirinya dan keluarganya dari perbuatan syirik, baik secara langsung atau tidak langsung. Dan salah satu upaya yang sangat penting adalah saling ingatkan mengingatkan sesama muslim baik dalam hubungan pribadi maupun maupun dalam berjamaah / majelis taklim.
Saya meyakini yang membaca tulisan ini tentu mempunyai lebih banyak referensi bahkan jauh lebih faham. Tetapi bagi yang akan tampil untuk memberikah kuliah tujuh menit tentunya sudah cukup. Sesuai dengan motto kita :
“Kuliah tujuh menit untuk orang awam, biar sedikit asal faham”
Untuk memantapkan keimanan kita tutup dengan doa :
Ya Allah, cintakanlah aku kepada iman, dan hiasilah dia dalam hatiku, dan bencikanlah aku kedalam kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan serta jadikanlah aku dari golongan orang -orang yang mendapat petunjuk. Amin ya Robbal alamin
!
Saya akan berbangga hati jika anda bersama saya dengan menyampaikan saran dan pendapat. Saya tunggu saran anda di e-mail marwanpiliang@yahoo.com
atau alamat surat
MARWAN DS
Jl Tanjung No 206 B,
Nalen, Sorosutan
Yogyakarta